Patahkan
tradisi-tradisi animisme dan dinamisme yg masih melekat pd masyarakat, jgn
sampai bulan yg penuh keutamaan terkotori dgn tradisi yg melenceng dari aqidah.
Harusnya bulan Muharram di jadikan momentum meningkatkan amal ibadah, bukan
momentum memasyumkan benda-benda mati dan hewan tertentu.
Alasan mempertahankan
tradisi nenek moyang harus di kritisi, apakah nenek moyang anda menyembah keris
lalu anda ikutan menyembah keris?!
Jika kesialan dan
keberuntungan slalu dikaitkan dgn benda-benda tertentu, ini akn menggiring
ummat pd logika yg keliru. Tempatkan ritual sbagai kekayaan budaya, bukan
sbagaian dri ibadah.
Perlu adanya kesadaran
bahwa budaya harus dipisahkan dari ibadah, budaya yg baiklah yg akn terus
bertahan. Kemajuan peradaban yg maju dan terhormat di bangun dgn tradisi yg
menjaga kehormatan ibadah dan logika akal sehat manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar