Rabu, 06 November 2013

1 Muharram di Indonesia (Antara Tradisi dan Ibadah)

Patahkan tradisi-tradisi animisme dan dinamisme yg masih melekat pd masyarakat, jgn sampai bulan yg penuh keutamaan terkotori dgn tradisi yg melenceng dari aqidah. Harusnya bulan Muharram di jadikan momentum meningkatkan amal ibadah, bukan momentum memasyumkan benda-benda mati dan hewan tertentu.

Alasan mempertahankan tradisi nenek moyang harus di kritisi, apakah nenek moyang anda menyembah keris lalu anda ikutan menyembah keris?!

Jika kesialan dan keberuntungan slalu dikaitkan dgn benda-benda tertentu, ini akn menggiring ummat pd logika yg keliru. Tempatkan ritual sbagai kekayaan budaya, bukan sbagaian dri ibadah.

Perlu adanya kesadaran bahwa budaya harus dipisahkan dari ibadah, budaya yg baiklah yg akn terus bertahan. Kemajuan peradaban yg maju dan terhormat di bangun dgn tradisi yg menjaga kehormatan ibadah dan logika akal sehat manusia.

Kebiasaan, adat, & tradisi perlu dikritisi dan dievaluasi. Apkh sudah sesuai dgn Islam atau justru menggiring qta pda kesyirikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar