Minggu, 29 September 2013

Revolusi Suriah

Revolusi Suriah di mulai dari sebuah desa kecil, yang terletak 100 kilometer di selatan Damaskus. Tepatnya pada 6 Maret 2011, di saat 15 anak sekolah menulis slogan-slogan pembebasan di dinding sekolah mereka, mereka menulis apa yang mereka dengar tentang revolusi Mesir & Tunisia.

Tidak lama setelah itu keamanan Suriah menangkap anak-anak tersebut. Para orang tua mendatangi kantor keamanan setempat dan menuntut agar anak-anak mereka di kembalikan. Namun permintaan para orang tua di tolak.

“Lupakan anak-anak kalian, pulanglah dan buat anak lagi. Jika kalian tidak bisa, bawalah istri-istri kalian dan kami akan membuatkannya untuk kalian”

Begitulah sekiranya kata-kata yang di lontarkan pihak keamanan kepada para orang tua.

Sebagian dari anak-anak itu tdk pernah kembali lagi (di perkirakan sudah di bunuh). Sebagian anak lagi beredar video-nya dalam keadaan babakbelur, mereka di siksa dan di cabuti kuku-kukunya. Hal tersebut memicu kemarahan rakyat Suriah.

Rakyat Suriah mulai melakukan aksi turun ke jalan. Demonstrasi semakin meluas, namun tuntutan rakyat tersebut di tanggapi pemerintah dengan peluru dan menggerakkan keamanan serta militernya untuk membunuh warga sipil.

Dengan insiden itu Revolusi Suriah pun pecah.

Singkat cerita...
Damaskus 2 Juni 2013, di tengah pergolakan, rakyat di gegerkan dengan perlakuan biadab tentara rezim Nushairiyah Bashar Al-Assad. Tentara Bashar menangkap seorang ibu dan anak gadisnya, lalu memperkosa gadis tersebut.

Setelah memperkosa, mereka menembaki kedua kaki gadis itu dan melemparnya ke tengah jalan yang biasa di lewati para Mujahidin di Desa Jaubar, Damaskus.

Mereka juga memaksa ibu gadis tersebut untuk mendengarkan rintihan anaknya.

Gadis malang itu tergeletak tak berdaya di jalanan menahan sakit dengan setengah berbusana.

Mereka (tentara Bashar) sengaja menjadikan gadis ini sebagai umpan untuk membunuh para Mujahidin yang hendak menyelamatkannya. Para pejuang berupaya menyelamatkan gadis itu, namun sniper tentara Bashar menghujani mereka dengan peluru dan mortir.

Setelah 10 jam berjuang, gadis itu akhirnya meregang nyawa di jalan tersebut, serta 4 pejuang gugur dalam upaya menyelamatkannya. Mujahid terakhir yang gugur adalah *HISYAM AL-KURDI* dari 'Katibah Mujahidi Shalihiyah'.

Kurang lebih seperti inilah potret Suriah, inilah yang terjadi di Suriah setiap hari. Sementara dunia hanya diam, seakan menutup mata dan telinga.

Sejatinya rezim Suriah telah menanam benih kejahatan sejak 40 tahun lalu. Banyak pelanggaran kemanusian yang dilakukan rezim dictator Assad, salah satunya ribuan tahanan politik tidak jelas nasibnya dan tanpa pengadilan hingga detik ini. Menangkap, memenjarakan, menyiksa, & membunuh rakyat tanpa bukti apapun. Itulah yang di lakukan keamanan Suriah selama ini, bahkan sebelum pergolakan terjadi. Bahkan sebelum revolusi pecahpun ada yang di larang shalat berjamaah di Masjid.

Kejahatan ini di mulai oleh Sulaiman Al-Assad (Kakek Bashar Al-Assad). Dia telah menjual Suriah kepada Prancis.

Dlm dokument No:3547 tgl 15 Juni 1936 Sulaiman Al-assad meminta kepada Prancis agar tetap menjajah Suriah dan melindungi bangsa Alawi.

Kemudian di susul Hafid Al-Assad (ayah Bashar Al-Assad). Hafid Al-Assad telah berhianat dengan menjual Dataran Tinggi Golan kepada Israel pada perang Arab-Israel 1967.

Sedangkan Bashar Al-Assad yang memimpin Suriah sejak tahun 2000 telah berbuat kejam dan tanpa belas kasihan terhadap Muslim Ahlisunnah di Suriah.

Bashar Al-Assad memaksakan setiap kehendaknya untuk mendominankan minoritas Nushairiyah di Suriah. Nushairiyah adalah salah satu kelompok Syiah extreme yang menuhankan Saidina Ali r.a.

Pertumbuhan aliran Nushairiyah berasal dri pegunungan At-Taqqiyah.

Pada masa penjajahan Prancis pegunungan At-Taqqiyah di ganti dengan nama pegunungan Allawiyah. Pergantian nama ini tidak lain dan tidak bukan adalah spekulasi keluarga Assad yang notabennya beraliran Nushairiyah dengan penjajah Prancis yang bertujuan untuk mengelabuhi bangsa Suriah dan generasi muda mendatang.

Hingga tahun 2010 populasi Nushairiyah hanyalah 8%. Ahli Sunnah 83%, Nasrani 4%, Durze, dan aliran lain 5%. Namun 80% pejabat pemerintahan dan militer Suriah di kuasai oleh kelompok Nushairiyah.

Rezim keluarga Assad bahkan memaksa rakyat untuk menyembah penguasa. Pengikut Nushariyah menganggap Assad sbagai sosok Tuhan. Fenomena ini mengingatkan kita pada sosok Fir'aun.

Bashar Al-Assad memaksa rakyat utk mengatakan 'Tiada Tuhan Selain Bashar Al-Assad' (Laila ha illa Bashar Al-Assad). *Naudzubillahi min dzalik.

Risalah Fatimah, Muslimah Yang Disiksa di Abu Gharib

Baghdad - Fatimah adalah seorang saudara perempuan seorang mujahid yang terkenal di daerah Abu Gharib, Irak, yang berasal dari sebuah keluarga yang terkenal akan kebaikan dan ketaqwaannya.

Penjara Abu Gharib, Iraq
Suatu hari pasukan AS menyerbu rumahnya, dengan tujuan menangkap saudaranya. Namun karena mereka tidak dapat menemukannya, pasukan AS menangkap Fatimah dengan tujuan memaksa saudaranya menyerahkan diri.

Surat tulisan tangan Fatimah,  berhasil diselundupkan keluar dari penjara Abu Gharib, surat ini menggambarkan penderitaan para tawanan wanita akibat perbuatan terntara AS. Segera surat ini tersebar dan menghebohkan kota Baghdad, mengirimkan gelombang yang akan terus berlanjut ke seluruh Irak. Mafkarat al-Islam berhasil mendapatkan salinan surat tersebut.
Bismillahirrahmanirrahiim.

Katakanlah (wahai Muhammad): (Tuhanku) ialah Allah Yang Maha Esa.; Allah Yang menjadi tumpuan sekalian makhluk untuk memohon sebarang hajat.; Dia tiada beranak dan Dia pula tidak diperanakkan; Dan tidak ada sesiapapun yang serupa denganNya.” [Qur’an, Surat 112 “al-Ikhlas”]

Saya menulis surat Al-Ikhlas ini karena mempunyai arti yang mendalam bagi saya, dan menimbulkan getaran di hati orang-orang yang beriman. Saudaraku mujahidin di jalan Allah, apa yang dapat kukatakan padamu? Saya katakan, rahim-rahim kami telah terisi dengan janin akibat perkosaan yang dilakukan keturunan kera dan babi itu. Mereka telah menodai tubuh kami, meludahi muka kami, dan merobek-robek Al-Quran untuk digantungkan ke leher-leher kami. Allahu Akbar.

Tidakkah kau mengerti tentang kejadian yang menimpa kami? Betulkah kau tidak tahu ini terjadi pada kami? Kami saudaramu, dan Allah akan meminta tanggungjawabmu tentang kejadian ini kelak. Demi Allah, tidak semalam pun kami lewatkan di penjara ini kecuali mereka mendatangi salah satu dari kami untuk melampiaskan nafsu setannya.

Padahal kami selalu menjaga kehormatan kami karena takut kepada Allah.Takutlah pada Allah! Bunuhlah kami bersama mereka!Hancurkan mereka bersama kami! Jangan biarkan kami disini agar mereka bisa bersenang-senang memperkosa kami, sesungguhnya ini adalah sebuah perbuatan dosa besar di sisi Allah. Takutlah pada Allah akan urusan kami.

Takutlah kalian kepada Allah atas apa yang menimpa kami. Tinggalkanlah tank- tank dan pesawat mereka yang ada di luar sana dan arahkanlah senjata kalian kepada kami di sini (Penjara Abu Gharib)!! Agar kami bisa beristirahat.

Aku, Fatimah, adalah saudari perempuan kalian. Mereka memperlakukan kami sungguh sangat tidak manusiawi, tidak kurang dari sembilan kali mereka memperkosa kami dalam satu hari dengan bengisnya. Apakah kalian tidak berakal?

Seandainya kejadian ini menimpa saudara perempuan kandung kalian, apa yang akan kalian lakukan? Kenapa kalian tidak berfikir bahwa aku ini saudari kalian? Kenapa kalian tidak menganggap aku sebagai saudari kalian?

Dan sekarang Aku bersamaku 13 orang yang semuanya masih gadis dan masih terjaga keperawanannya.

Mereka diperkosa dengan cara yang biadab di depan mata kami semua. Mereka melarang kami menegakkan sholat, mereka telanjangi kami dan mereka juga melarang kami memakai pakaian .

Ketika aku menulis surat ini kepada kalian, salah seorang saudari kalian bunuh diri, dengan cara membenturkan kepalanya ke dinding sampai mati. Hal itu terjadi, karena dia tidak kuat menanggung derita setelah diperkosa dan dipukul di bagian dada dan pahanya dengan cara yang amat keji dan tidak masuk akal serta diancam akan dibunuh oleh seorang tentara keturunan kera dan babi.

Meskipun Islam mengharamkan bunuh diri, akan tetapi aku memakluminya dan aku memohon kepada Allah agar berkenan mengampuninya, karena Allah Maha Pengasih lagi Maha penyayang.

Saudara- saudaraku, Aku sampaikan kepada kalian sekali lagi. Takutlah kalian kepada Allah dan bunuhlah kami bersama mereka agar kami bisa beristirahat dari segala siksaan ini.

Tolonglah kami, tolonglah kami, tolonglah kami!

Fatimah

Jum’at 14 Desember 2004

(ran/ul/bumisyam)