Revolusi
Suriah di mulai dari sebuah desa kecil, yang terletak 100 kilometer di selatan
Damaskus. Tepatnya pada 6 Maret 2011, di saat 15 anak sekolah menulis slogan-slogan pembebasan
di dinding sekolah mereka, mereka menulis apa yang mereka dengar tentang
revolusi Mesir & Tunisia.
Tidak
lama setelah itu keamanan Suriah menangkap anak-anak tersebut. Para orang tua
mendatangi kantor keamanan setempat dan menuntut agar anak-anak mereka di
kembalikan. Namun permintaan para orang tua di tolak.
“Lupakan
anak-anak kalian, pulanglah dan buat anak lagi. Jika kalian tidak bisa, bawalah
istri-istri kalian dan kami akan membuatkannya untuk kalian”
Begitulah
sekiranya kata-kata yang di lontarkan pihak keamanan kepada para orang tua.
Sebagian dari anak-anak itu tdk pernah kembali lagi (di perkirakan sudah di bunuh). Sebagian anak lagi beredar video-nya dalam keadaan babakbelur, mereka di siksa dan di cabuti kuku-kukunya. Hal tersebut memicu kemarahan rakyat Suriah.
Rakyat
Suriah mulai melakukan aksi turun ke jalan. Demonstrasi semakin meluas, namun
tuntutan rakyat tersebut di tanggapi pemerintah dengan peluru dan menggerakkan
keamanan serta militernya untuk membunuh warga sipil.
Dengan
insiden itu Revolusi Suriah pun pecah.
Singkat cerita...
Damaskus 2 Juni 2013, di tengah pergolakan, rakyat di gegerkan dengan perlakuan biadab tentara rezim Nushairiyah Bashar Al-Assad. Tentara Bashar menangkap seorang ibu dan anak gadisnya, lalu memperkosa gadis tersebut.
Setelah
memperkosa, mereka menembaki kedua kaki gadis itu dan melemparnya ke
tengah jalan yang biasa di lewati para Mujahidin di Desa Jaubar, Damaskus.
Mereka juga memaksa ibu gadis tersebut untuk mendengarkan rintihan anaknya.
Mereka juga memaksa ibu gadis tersebut untuk mendengarkan rintihan anaknya.
Gadis
malang itu tergeletak tak berdaya di jalanan menahan sakit dengan setengah
berbusana.
Mereka (tentara Bashar) sengaja menjadikan gadis ini sebagai umpan untuk membunuh para Mujahidin yang hendak menyelamatkannya. Para pejuang berupaya menyelamatkan gadis itu, namun sniper tentara Bashar menghujani mereka dengan peluru dan mortir.
Setelah
10 jam berjuang, gadis itu akhirnya meregang nyawa di jalan tersebut, serta 4
pejuang gugur dalam upaya menyelamatkannya. Mujahid terakhir yang gugur adalah
*HISYAM AL-KURDI* dari 'Katibah Mujahidi Shalihiyah'.
Kurang lebih seperti inilah potret Suriah, inilah yang terjadi di Suriah setiap hari. Sementara dunia hanya diam, seakan menutup mata dan telinga.
Kurang lebih seperti inilah potret Suriah, inilah yang terjadi di Suriah setiap hari. Sementara dunia hanya diam, seakan menutup mata dan telinga.
Sejatinya rezim
Suriah telah menanam benih kejahatan sejak 40 tahun lalu. Banyak pelanggaran
kemanusian yang dilakukan rezim dictator Assad, salah satunya ribuan tahanan
politik tidak jelas nasibnya dan tanpa pengadilan hingga detik ini. Menangkap,
memenjarakan, menyiksa, & membunuh rakyat tanpa bukti apapun. Itulah yang di
lakukan keamanan Suriah selama ini, bahkan sebelum pergolakan terjadi. Bahkan
sebelum revolusi pecahpun ada yang di larang shalat berjamaah di Masjid.
Kejahatan
ini di mulai oleh Sulaiman Al-Assad (Kakek Bashar Al-Assad). Dia telah menjual
Suriah kepada Prancis.
Dlm
dokument No:3547 tgl 15 Juni 1936 Sulaiman Al-assad meminta kepada Prancis agar
tetap menjajah Suriah dan melindungi bangsa Alawi.
Kemudian
di susul Hafid Al-Assad (ayah Bashar Al-Assad). Hafid Al-Assad telah berhianat
dengan menjual Dataran Tinggi Golan kepada Israel pada perang Arab-Israel 1967.
Sedangkan
Bashar Al-Assad yang memimpin Suriah sejak tahun 2000 telah berbuat kejam dan
tanpa belas kasihan terhadap Muslim Ahlisunnah di Suriah.
Bashar
Al-Assad memaksakan setiap kehendaknya untuk mendominankan minoritas Nushairiyah
di Suriah. Nushairiyah adalah salah satu kelompok Syiah extreme yang menuhankan
Saidina Ali r.a.
Pertumbuhan
aliran Nushairiyah berasal dri pegunungan At-Taqqiyah.
Pada
masa penjajahan Prancis pegunungan At-Taqqiyah di ganti dengan nama pegunungan
Allawiyah. Pergantian nama ini tidak lain dan tidak bukan adalah spekulasi
keluarga Assad yang notabennya beraliran Nushairiyah dengan penjajah Prancis
yang bertujuan untuk mengelabuhi bangsa Suriah dan generasi muda mendatang.
Hingga
tahun 2010 populasi Nushairiyah hanyalah 8%. Ahli Sunnah 83%, Nasrani 4%, Durze,
dan aliran lain 5%. Namun 80% pejabat pemerintahan dan militer Suriah di kuasai oleh kelompok
Nushairiyah.
Rezim
keluarga Assad bahkan memaksa rakyat untuk menyembah penguasa. Pengikut
Nushariyah menganggap Assad sbagai sosok Tuhan. Fenomena ini mengingatkan kita pada
sosok Fir'aun.
Bashar Al-Assad memaksa rakyat utk mengatakan 'Tiada Tuhan Selain Bashar Al-Assad' (Laila ha illa Bashar Al-Assad). *Naudzubillahi min dzalik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar